36,3 Mwt
rekor produksi baru
pada tahun 2023

17%
dari produksi global di seluruh dunia

Tambang nikel terbesar di
dunia

Dimulai sejak 2019

Aktivitas pertambangan dimulai menjelang akhir 2019, sesuai rencana yang disetujui dan izin yang diberikan Pemerintah Indonesia. Eramet menangani kegiatan operasi penambangan dengan memanfaatkan keahlian yang tidak hanya dalam bidang ekstraksi nikel, tetapi juga dalam mengadopsi pendekatan pertambangan berkelanjutan, dengan tujuan menetapkan standar dalam industri ini.

Tsingshan mengawasi fasilitas usaha patungan yang terletak di kawasan industri dengan meningkatkan proses RKEF untuk memaksimalkan pemanfaatan bijih nikel. Produksi tahunan dari operasi ini mencapai sekitar 30.000 ton nikel.

36,3 Mwt

Jumlah produksi ini menandai tonggak produksi terbaru PT Weda Bay Nickel di 2023, dengan persentase mencapai 17% dari total produksi global dan menempatkan Weda Bay sebagai tambang nikel terbesar di dunia.

Menyadari pentingnya pelestarian sumber daya alam, Eramet secara bertanggung jawab mengelola tambang dengan memaksimalkan ekstraksi mineral yang layak secara ekonomi dari profil geologi. Melalui identifikasi menyeluruh terhadap saprolit dan laterit selama eksplorasi dan pra-eksploitasi, bahan-bahan tersebut diekstraksi dan diproses menjadi logam di fasilitas khusus.

Produksi bijih nikel PT Weda Bay Nickel digunakan untuk mendukung produksi baja nirkarat di seluruh dunia, yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi global, serta memenuhi kebutuhan nikel untuk mobilitas berbasis tenaga listrik dan produksi baterai listrik.

Sejalan dengan dedikasi Perusahaan dan peraturan Pemerintah Indonesia, PT Weda Bay Nickel melakukan kegiatan reklamasi tambang dengan memulihkan dan menanam kembali vegetasi di lubang-lubang bekas galian pasca penambangan bijih nikel.

Kegiatan reklamasi tidak dilakukan di area tambang yang digunakan untuk membangun pabrik pengolahan, fasilitas industri, tempat tinggal pekerja, dan akses jalan.